Ribuan Buruh Padati DPR, Demo 28 Agustus 2025 Tersendat di Tol, Polisi Janji Humanis
Diskusi Bogor- Aksi demo Buruh besar-besaran yang digelar buruh pada Kamis, 28 Agustus 2025, di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, berlangsung dengan penuh dinamika. Ribuan buruh dari berbagai daerah di Jabodetabek masih terus berdatangan, meski sebagian rombongan sempat tersendat di jalan tol akibat padatnya arus kendaraan menuju titik aksi.
Kepala Departemen Media dan Komunikasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Kahar S. Cahyono, menegaskan bahwa keterlambatan massa bukan karena adanya penghalangan atau penahanan dari pihak aparat, melainkan murni karena jarak tempuh yang cukup jauh.
“Sejauh ini tidak ada laporan buruh tertahan. Hanya saja rombongan dari Bekasi, Karawang, hingga Bogor agak tersendat di tol. Jadi memang butuh waktu lebih lama untuk sampai ke DPR,” jelas Kahar, Kamis siang.

Baca Juga : Satpol PP Bongkar 12 TPS Ilegal dan Bangunan di Trotoar Puncak Bogor
Enam Tuntutan Buruh
Dalam aksi kali ini, buruh membawa enam tuntutan utama yang menjadi sorotan publik:
-
Menghapus sistem outsourcing.
-
Menghentikan gelombang PHK yang marak terjadi.
-
Mendorong adanya reformasi pajak buruh.
-
Mendesak DPR agar mengesahkan RUU Ketenagakerjaan tanpa Omnibus Law.
-
Mengesahkan RUU Perampasan Aset untuk pemberantasan korupsi.
-
Revisi UU Pemilu agar lebih adil dan demokratis.
Menurut Kahar, tuntutan ini mencerminkan keresahan kaum pekerja di tengah kondisi ekonomi yang semakin menekan.
Polisi Tegaskan: Tidak Ada Senjata Api, Tidak Ada Penembakan
Untuk mengawal aksi tersebut, ribuan personel gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI, dan Pemda DKI Jakarta dikerahkan. Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri secara tegas memerintahkan jajarannya untuk mengedepankan sikap humanis dan menghindari tindakan represif.
“Tidak ada yang membawa senjata api, tidak ada penembakan. Keselamatan masyarakat dan anggota adalah prioritas. Kendalikan diri, jangan emosional, dan jangan mudah terprovokasi,” tegas Asep Edi dalam apel pengamanan.
Ia menambahkan, penggunaan gas air mata hanya bisa dilakukan atas instruksi langsung Kapolda. Sementara tindakan tegas terhadap massa yang bertindak anarkis hanya boleh dilakukan oleh tim Reskrim sesuai prosedur hukum.
Antisipasi Anarkisme
Meski mengedepankan pendekatan persuasif, aparat tetap menyiapkan langkah antisipasi jika aksi berubah ricuh. “Jika ditemukan barang berbahaya seperti molotov atau senjata tajam, segera diamankan sesuai prosedur, tidak ada yang bertindak sendiri,” kata Kapolda.
TNI pun turut disiagakan di sejumlah titik strategis, mulai dari sekitar Gedung DPR/MPR hingga stasiun dan perbatasan kota, guna mengantisipasi gangguan keamanan.
Buruh Terus Berdatangan
Hingga siang hari, massa buruh terus mengalir ke kawasan DPR. Suasana sempat padat, namun kondisi relatif kondusif. Rombongan dari berbagai arah membawa spanduk, poster, dan atribut serikat pekerja sambil menyuarakan tuntutan mereka melalui orasi dan yel-yel perjuangan.
“Kami ingin suara buruh benar-benar didengar. Ini bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga soal masa depan keluarga kami,” ujar salah satu peserta aksi dari Bekasi.
Menunggu Titik Puncak Aksi
Diperkirakan jumlah massa akan terus bertambah hingga sore hari, seiring rombongan buruh dari kawasan industri lain tiba di lokasi. Titik puncak aksi akan terjadi saat seluruh massa sudah berkumpul di depan Gedung DPR, di mana perwakilan buruh dijadwalkan menyampaikan aspirasi langsung ke anggota dewan.
Meski sempat tersendat di perjalanan, aksi buruh kali ini diyakini akan menjadi salah satu unjuk rasa terbesar sepanjang tahun 2025, dengan tuntutan yang menyentuh isu krusial di dunia ketenagakerjaan dan politik nasional.





